IBX58B0693E37B6C

KONTAK SAYA

Facebook

TELUSURI

MULAI DARI SINI

Home Daftar Isi

Home » » Karakteristik Partai Allah (Hizbullah)

Karakteristik Partai Allah (Hizbullah)

Karakteristik Partai Allah (Hizbullah)

H. Fahmi Salim, MA
Wasekjen MIUMI
Master di Bidang Studi dan Tafsir Al Quran, Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir
Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. (Q.s. Al-Mujadilah: 22)

Surah Al-Mujadilah turun di Madinah setelah Nabi berhijrah (Madaniyyah). Rangkaian ayat sebelumnya (ayat 14-19) berbicara tentang karakteristik golongan (hizb) syetan. Ciri-ciri pengikut (golongan) syetan, menurut Al-Quran adalah:

a.) Suka menjadikan musuh Islam (terutama Yahudi) sebagai sahabat setia, tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah (Yahudi) sebagai teman? orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. (ayat 14) b.) Suka bersumpah palsu untuk menguatkan propaganda kebohongan mereka, dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, Sesungguhnya Amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. (ayat 14-15)

c.) Tujuan mereka adalah menghalangi umat manusia dari jalan Allah, “mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah; karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan” (ayat 16) d.) Segala sumber daya mereka kerahkan baik materi maupun anak-anak mereka untuk menghancurkan Islam, tapi akhirnya akan merugi dan kalah total. “harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikitpun (untuk menolong) mereka dari azab Allah. mereka Itulah penghuni neraka, dan mereka kekal di dalamnya” (ayat 17) e.) Mereka mengabdikan diri untuk mewujudkan keinginan syetan dalam rangka menjauhkan manusia dari jalan Allah, sehingga merekapun dikontrol sepenuhnya oleh syetan, “syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi” (ayat 19).

Pada ayat 22 yang kita bahas ini disebutkan beberapa ciri golongan (hizb) Allah. Adapun ciri-cirinya adalah:

i) Mereka berkomitmen penuh dengan keimanan kepada Allah dan hari akhir, sehingga mereka berjuang tak kenal lelah di dunia untuk menjayakan Islam demi meraih ridha Allah dan tak takut mati. kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, ii) Mereka tidak pernah berkasih sayang dengan para penentang Allah dan Rasul-Nya meskipun dengan keluarga, dan kerabat sendiri. Demikian pentingnya kita tidak boleh berkasih sayang dengan musuh-musuh Islam, Nabi SAW berdoa agar tidak berhutang budi kepada mereka yang dapat menimbulkan rasa simpati dan kasih sayang, sehingga akhirnya melawan perintah Allah. Na’im bin Hammad berkata, Muhammad bin Tsaur memberitakan kepada kami, dari Yunus dari Al-Hasan berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Ya Allah janganlah Kau jadikan untuk orang jahat dan fasik nikmat dan kuasa atas aku, karena aku mendapai wahyu yang telah Engkau berikan kepadaku Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya. (Tafsir Ibnu Katsir, vol.8/85)

iii) Karena kekuatan iman yang tertanam kokoh di dalam hatinya, mereka dikuatkan oleh Allah SWT dengan pertolongan-Nya, meraka Itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. iv) Karena pengorbanan dan perjuangan mereka menegakkan kalimatullah, mereka diridhai Allah SWT “radhiyallahu ‘anhum wa radhu ‘anhu”.

Menariknya, disela-sela penjelasan karakter dua golongan yang antagonistis, yaitu Hizbullah dan Hizbusyaithan, Allah menegaskan bahwa golongan pengikut syetan adalah sangat hina dan kemenangan pasti akhirnya berpihak kepada golongan yang setia mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-rasul-Nya, Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, mereka Termasuk orang-orang yang sangat hina. Allah telah menetapkan: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang". Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa (Al-Mujadilah: 20-21). Jika ayat ini eksplisit menyebut Allah dan rasul-rasul-Nya pasti menang, maka dalam ayat lain dinyatakan bahwa pengikut yang beriman juga akan dimenangkan oleh Allah, Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (Ghafir: 51).

Para ahli tafsir bersepakat bahwa gambaran ideal dari Hizbullah ini adalah cerminan dari kondisi keimanan generasi Sahabat Nabi yang sangat matang. Beberapa nama tokoh Sahabat Nabi disebut-sebut sebagai kelompok yang ayat ini turun berkenaan dengannya.

Mereka adalah Abu ‘Ubaidah (‘Amir bin Abdillah) ibnu Al-Jarrah RA yang membunuh ayahnya di perang Badar, Abu Bakar ibnu Abi Quhafah RA memukul ayahnya yang telah mencaci Rasulullah dan bertanding dengan putranya Abdurrahman yang saat itu belum masuk Islam di perang Badar, Mush’ab bin ‘Umair RA yang membunuh saudaranya Ubaid bin ‘Umair di perang Uhud, dan Umar ibnu Al-Khattab RA yang membunuh pamannya Al-‘Ash bin Hisyam di perang Badar (lihat Tafsir Ibnu Katsir, vol.8/84; Tafsir Ruhul Ma’ani Al-Alusi, vol.14/230). Meskipun Syekh Ibnu ‘Asyur memandangnya sekadar contoh-contoh nyata dari kandungan ayat tersebut, bukan sebab langsung turunnya ayat ini (At-Tahrir wa At-Tanwir, vol.28/58).

Selain menyatakan dengan tegas dan jelas bahwa “sesungguhnya Hizbullah itu adalah yang beruntung”, Allah SWT juga menyatakan lebih jelas lagi bahwa Hizbullah adalah golongan yang mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya. Bukan bergantung kepada orang-orang kafir yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Dengan sifat itu mereka dinyatakan “pasti menang” (Al-Maidah: 56). Lagi-lagi ayat 56 Al-Maidah yang menerangkan syarat kemenangan Hizbullah adalah berwala’ (loyal) kepada kaum beriman, turun terkait kebijakan ‘Ubadah bin As-Shamit RA –pemimpin kaum Khazraj- yang berlepas diri dari perjanjian dengan Yahudi dan merelakan otoritas perjanjian hanya kepada Allah, Rasul dan orang beriman.

Terakhir, dapat disimpulkan agar umat Islam beroleh “keberuntungan” dan “kemenangan” dalam pertarungan antara yang haq dan batil, maka harus memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku dalam Al-Qur’an seperti tertera dalam ayat 22 Al-Mujadilah. Jika kita belum melihat umat Islam menang dalam arena kehidupan, itu karena belum mematuhi dan memenuhi ajaran Allah. Keislaman saja tidak cukup untuk meraih tiket “kemenangan”, jika ternyata masih saja memberikan loyalitas kepada selain (aturan) Allah dan Rasul-Nya. Terbentuknya generasi yang kuat imannya dan totalitas pengorbanannya seperti generasi Sahabat Nabi adalah syarat mutlak untuk kebangkitan dan kejayaan Islam. Wallahu A’lam.

Sumber : http://www.suara-islam.com



0 Saran Dan Kritik:

Posting Komentar

loading...
 
© 2010-2015 Harian Islam Agama Ku
Desain by OTIN | Islam Agamaku | Powered by Harian Islam