1. Al-‘Irbadh bin sariyah berkata, Rasulullaah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku adalah Nabi yang terakhir di sisi Allah pada saat Adam masih bercampur dengan tanah.” (HR. Ibnu Hibban, Al-Hakim, dan Ahmad).
2. Maisarah al-Fajr berkata, aku bertanya, “Ya Rasulullah kapankah engkau menjadi Nabi?” Beliau menjawab, “Pada saat Adam masih berada antara ruh dan jasad.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ath-Thabarani).
3. Maisarah berkata, aku bertanya, “Ya Rasulullah kapankah engkau menjadi Nabi?” Beliau menjawab, “Pada saat Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan bumi, peristiwa di langit, menciptakan tujuh langit, menciptakan Arasy, lalu Dia menulis di tiang Arasy ‘Muhammad adalah penutup rasul’. Dia menciptakan surga yang mana Adam dan Hawa ditempatkan di sana, Dia menulis namaku pada pintu-pintu, daun-daun kubah, dan kemah-kemah, sedangkan Adam masih berada di antara Ruh dan Jasad. Tatkala Allah menghidupkan Adam, Adam pun melihat ke arah Arasy dan melihat namaku, Allah memberitahukannya bahwa itu adalah penghulu keturunanmu. Ketika Adam dan Hawa diperdayakan oleh setan, mereka bertaubat dan memohon syafaat kepada Allah dengan menggunakan namaku.” (HR. Al-baihaqi).
4. Umar bin Al-Khattab r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Ketika Adam melakukan kesalahan ia mengangkat kepalanya dan berkata, ‘Ya Rabb-ku dengan kebenaran Muhammad, ampunilah aku’. Allah subhanahu wa ta’ala mewahyukan kepadanya, ‘Apakah Muhammad itu dan siapakah dia?’. Adam berkata, ‘Rabb-ku ketika Engkau menyempurna-kan penciptaanku Engkau pun mengangkat kepalaku ke arah Arsy dan tertulis di sana kata ‘La ilaha Illallah Muhammad rasulullaah’, sehingga aku pun tahu bahwa Muhammad itu adalah makhluk-Mu yang paling mulia di sisi-Mu sebab engkau telah mengiringkan namanya dengan nama-Mu’. Allah berkata, ‘Baiklah, Aku ampuni dosamu. Dialah Nabi yang terakhir dari keturunanmu dan kalau bukan karenanya, Aku tidak akan menciptakanmu’.” (HR. Al-Baihaqi).
Asal Tanah Penciptaan beliau
5. Ka’ab Al-Ahbar mengatakan, “Ketika Allah subhanahu wa ta’ala berkehendak menciptakan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ia memerintahkan Jibril, agar membawakan segenggam tanah putih yang merupakan letak tempat kuburan Rasulullah saw. Lalu tanah itu di campur dengan air surga dan dibawa ke sekeliling langit dan bumi. Malaikat pun mengenal Muhammad saw. serta keutamaan beliau sebelum mereka mengenal Nabi Adam. Ketika cahaya Muhammad saw. terlihat pada kilauan cahaya di kening Adam, Allah berkata, “Wahai Adam, ini adalah penghulu keturunanmu dari para Nabi dan Rasul.”
Ketika Hawa mengandung Syits, Nur Muhammad berpindah dari Adam ke Hawa sehingga Hawa selalu melahirkan dua anak setiap kali melahirkan kecuali ketika melahirkan Syits. Hawa melahirkannya seorang saja dengan sebab kemuliaan Nabi Muhammad saw. Cahaya itu pun selalu berpindah dari seorang suci ke yang suci lainnya sampai Nabi Muhammad saw. dilahirkan.”
6. Ibnu Abbas berkata, aku bertanya, “Ya Rasulullah, dimanakah Anda ketika Nabi Adam berada di surga?” Beliau menjawab, “Aku berada di dalam tulang sulbi, lalu aku turun ke bumi berada di dalam sulbi Adam. Aku pun telah naik ke kapal saat aku berada di dalam sulbi ayahku Nuh. Aku pun pernah dicampakkan ke dalam api pada saat aku berada di dalam sulbi Ibrahim. Kedua orangtuaku tidak berhubungan dengan cara zina. Allah selalu memindahkanku dari sulbi-sulbi yang suci ke rahim-rahim yang suci pula. Tidak terdapat dua cabang keturunanku kecuali aku berada pada tempat terbaik di antara keduanya. Allah menjanjikan kenabian untukku di dalam kitab Taurat. Dia memberi kabar tentang itu. Dia membuat namaku terkenal di dalam kitab Injil. Bumi dan langit menjadi cemerlang karena wajah dan pandanganku.” (HR. Al-Ajurri, dan Ibnul Jauzi dalam Al-Maudhu’at).
Al-Abbas berkata, “Ya Rasulullah, aku ingin memujimu.” Beliau berkata, “Sebutkanlah! Semoga Allah tidak akan membahagiakan gigimu.”
Al-Abbas mendendangkan syair berikut:
“Sebelumnya dirimu telah tenang berada dalam suatu naungan yaitu tempat peyimpanan di mana dedaunan menjadi penutupnya.
Engkau turun ke bumi dengan berupa wujud manusia,bukan pula gumpalan tulang atau darah, akan tetapi berupa nuthfah yang berlayar di atas bahtera pada saat bumi dan penduduknya tenggelam.Engkau pun masuk ke dalam bara api Ibrahim bersembunyi di dalamnya.Engkau berjalan di dalamnya tanpa terbakar api.Engkau berpindah dari suatu shulbi ke suatu rahim.Biala satu dunia telah terlewatkan maka dunia lain pun tampak.Sehingga sampai ke rumahmu yang terjaga itu yaitu Khindif ‘Ulya.Pada saat engkau tiba, bumi pun menjadi terang dan ufuk menjadi bersinar dengan cahayamu. Kami pun berada dalam sinar dan cahaya itu sehingga jalan terang pun dapat dilalui.
0 Saran Dan Kritik:
Posting Komentar