Afrika
Utara merupakan pintu gerbang penyebaran Islam ke Eropa. Dari Afrika
Utara lalu ke Spanyol yang termasuk benua Eropa. Penyebaran Islam ke
Afrika Utara sudah dimulai sejak khulafaurrasyidin, yaitu pada masa Umar bin Khattab. Pada tahun 640 M Panglima Amr bin Ash berhasil memasuki Mesir. Kemudian pada khalifah Uthman
bin Affan penyebaran Islam meluas ke Barqah dan Tripoli. Tapi
penaklukan atas kedua kota tersebut tidak berlangsung lama karena
Gubernur Romawi berhasil merebut ke dua itu kembali. Karena Gubernur
Romawi ini kejam dan memeras rakyat sehingga rakyat ( penduduk )
meminta bantuan kepada orang – orang Islam. Permintaan itu disanggupi
oleh khlalifah Uthman bin Affan. Namun bantuan itu baru bisa terealisasi pada pemerintahan Bani Umayyah yaitu pada masa Muawiyah bin Abi Sufyan.Muawiyah bin Abi Sufyan mempercayakan tugas itu pada panglimanya yang bernama Uqbah ibn Nafi al Fihri .
Dan Uqbah ibn Nafi al Fihri berhasil menekan suku barbar dan menghalau
pasukan Romawi dari daerah tersebut. Mulai sejak itu Afrika Utara
dikuasia oleh Bani Umayyah lalu Bani Abbas, Rustamiyah, Idrisiyah, Aglabiyah, Ziridiyah, Hammadiyah kemudian Murabithun dan Muwahhidun.
Pada
pembahasan kali ini kami akan membahas dinasti Murabithun dan
Muwahhidun serta Bani Ahmar. Dinasti tersebut mempunyai wilayah yang
luas dan memberikan sumbangan yang tak sedikit bagi pengetahuan dan
perkembangan Islam dan kelak mampu menguasai Spanyol dimana saat itu
Spanyol sedang dalam perpecahan dan dikuasai oleh raja – raja kecil ( Muluk Al Tawaif
) yang beragama Islam tapi membayar upeti kepada kerajaan Kristen yang
didukung oleh Romawi. Meskipun nanti pada akhirnya Spanyol lepas dari
kekuasaan pemerintahan Islam dan diporak porandakan oleh pasukan Kristen
B. Muluk Al Tawaif ( Raja – Raja Kecil )
Setelah
kekhalifahan Umayyah berkhir di Spanyol, muncullah negara-negera kecil
yang terus – menerus betikai dalam perang saudara, kemudian mereka
dikalahkan oleh dua dinasti Barbar dari Maroko, dan sebagian lagi
negara-negara kecil menyerah pada kekuasaan Kristen yang tengah bangkit
di utara.
Sebelum riwayat dinasti Umayyah hilang dari Spanyol muncullah penguasa-penguasa baru diantaranya :
1. Bani Hamudiyyah
yang memproklamirkan sebagai penguasa yang berkuasa di Malaga dan
Algeciras antara tahun 1010 – 1057. Pendirinya adalah ‘Ali ibn Hammid
tahun 1016 – 1018,
yang dari namanya ia menghubungkan garis keturunannya kepada menantu
Rasulullah ( ‘Ali bin Abi Tholib ), tetapi ia sendiri sebenarnya
keturunan Barbar. Sebelumnya ‘Ali ibn Hamid menjabat sebagai gubernur
Ceuta dan Tangier sampai akhirnya ia memproklamirkan sebagai khlaifah
di Kordoba. Ia juga menaklukan Malaga dan Algeciras. Dinasti ini
bertahan sampai delapan keturunan sampai tahun 1057. Sebelum akhirnya
direbut kembali oleh Hisyam III alias al-Mu’tamad dari dinasti Umayyah.
Tapi dinasti ini tidak bertahan lama dalam situasi yang kacau, pada
akhirnya dibentuklah dewan yang diketuai oleh Abu Hazm ibn Jahwar yang
menghapus kekhalifahan Umayyah di Spanyol.
2. Dinasti ‘Abbadiyyah,
dinasti ini didirikan oleh Muhammad ibn Abbad 1023 – 1042, yang
berkuasa di Seville, kemudian kekuasaannya meluas sampai ke Toledo. Pada
masa raja Mu’tamid dinasti ‘Abbadiyyah meminta bantuan kepada penguasa Murabithun di Maroko untuk menghadapi pasukan Kristen ( pasukan Al Fonso VI ) di Spanyol. Tapi sayang setelah pasukan Murabithun berhasil mengalahkan pasukan AlFonso VI, tak lama kemudian malah menyerang dan menguasai dinasti ‘Abbadiyyah, maka berakhirlah dinasti ‘Abadiyyah di tangan sekutunya sendiri pada tahun 1091.
3. Afthasiyyah atau Banu Maslama,
dinasti ini didirikan oleh Abdullah Al-Mansyur tahun 1022 – 1045 yang
berkuasa di Badajos. Pada pemerintahan yang ke 3 yaitu masa Umar
Al-Mutawakkil 1068 – 1094 bersedia bekerja sama dengan orang Kristen (
pasukan Al Fonso IV ) dengan menyerahkan daerahnya yaitu Leon dan
Castile untuk menyerang dan menaklukan kerajaan Islam lainnya yaitu Al-Murawiyyah.
Sungguh menyedihkan sesama dinasti Islam tidak bersatu malah bekerja
sama dengan Kristen untuk menguasai dinasti Islam lainnya.
4. Jahwariyyah,
dinasti ini didirikan oleh Jahwar tahun 1031 – 1041 yang berkuasa di
Cordoba, dinasti ini bertahan sampai 1069 dengan penguasanya yang
terakhir Abdul Malik.
5. Dzun Nuniyyah,
didirikan oleh Abdur Rahman ibn Dzin Nun dengan wilayah kekuasaan di
Toledo tahun 1028 , dinasti ini bertahan sampai tahun 1085 dengan raja
terakhir Yahya Al-Qadir 1085 setelah ditalukkan oleh pasukan AlFonso
VI.
6. ‘Amiriyyah
di Valencia 1021 – 1096, didirikan oleh Abdul Aziz Al-Mansyur 1021-
1061. Dinasti dipimpin sampai enam generasi sampai akhirnya ditaklukan
pada masa Al Qadhi’ Ja’far tahun 1096 oleh Al Murawiyyah.
Itulah
sebagian di antara kerajaan – kerajaan kecil di Spanyol yang saling
berperang sesama kerajaan Islam yang akhirnya mereka ditumpas oleh
pasukan Kristen atau oleh pasukan lain dari luar Spanyol, seperti Murabithun yang datang ke Spanyol atas undangan raja ‘Abadiyyah, yang akhirnya menguasai sebagian besar wilayah Spanyol.
C. Al Murabithun 1056 – 1147
Dinasti Murabithun pada awalnya adalah sebuah kegiatan militer keagamaan yang didirikan pada abad 11. Murabithun ( ribath
) sejenis benteng pertahanan Islam yang berada di sekitar masjid.
Masjid mempunyai doble fungsi sebagai tempat ibadah, penyebaran da’wah
sekaligus sebagai benteng pertahanan. Anggota pertamnya berasal Lumtunah
bagian dari suku Sanhaji yang suka mengembara di padang Sahara. Salah satu kebiasaan mereka menggunakan cadar yang menutupi wajah di bawah mata, kebiasaan ini dinamakan Mulatstsamun ( para pemakai cadar ) yang kadang – kadang menjadi sebutan lain bagi kaum Murabithun.
Kaum
Murabithun berasal dari sebuah pulau di Senegal, sebagai mana
kebiasaan orang Barbar yang hidupnya nomaden, mereka memperluaskan
kekuasaannya dengan menaklukan suku satu persatu dan memaksanya untuk
mengikuti atau memeluk agama Islam. Pada awalnya gerakan Murabithun
adalah untuk da’wah Islam yaitu meningkatkan pengetahuan mereka tentang
agama Islam yang dipimpin Abdullah bin Yasin ulama besar yang diminta
oleh Yahya ibn Ibrahim seorang tokoh suku Sanhaji untuk berda’wah di
suku mereka. Setelah Abdullah bin Yasin meninggal da’wahnya dilanjutkan
oleh Abu Bakar, kemudian Yusuf ibn Tasfin. Dibawah pimpinan Yusuf ibn
Tasfin gerakan Murbithun menjadi besar dan menjadi sebuah dinasti. Pada
1061 Yusuf ibn Tasfin menguasai Maroko, pada tahun 1062 Yusuf ibn
Tasfin mendirikan Marakesh sebagai ibu kota kerajaan. Meskipun
Murabithun telah menjadi sebuah dinasti yang memakai gelar amirul muslimin, tetapi dalam urusan spiritual mereka tetap mengakui otoritas Khalifah Abasiyah di Bagdad. Koin dinar yang dipakai didepan mencantumkan gelar amirul muslimin dan di belakang mencantumkan amirul mu’minin.
Dinasti
Murabithun yang berkuasa di Afrika Utara ( Maroko, Aljazair sampai
Senegal ) mendapat undangan dari raja al Mu’tamid dari Bani Abbad yang
berada di Spanyol untuk membantunya menghadapi pasukan AlFonso VI.
Sebenarnya tindakam al Mu’tamid mengundang Yusuf ibn Tasfin banyak
mengundang kritikan dari pembesar lainnya. Tapi al Mu’tamid menjawab
bahwa lebih bik ia menjadi seorang penunggang onta di Afrika daripada
menjadi seekor babi di Castile.
Yusuf
ibn Tasfin menyambut baik undangan raja al Mu’tamid. Ia bergerak
melalui Spanyol Selatan berhadapan dengan pasukan Alfonso VI di Zallakh
dekat Badajos dan dengan kekuatan pasukan yang berjumlah 20.000 orang,
ia berhasil mengalahkan pasukan Alfonso VI, tapi raja Alfonso VI dapat
melarikan diri dan selamat dari pasukan Yusuf ibn Tasfin.Dengan
kemenangannya ini ia mendapat sambutan yang hangat / antusias dari
rakyat muslim Spanyol dan mendapat pujian dari para penyair Seville,
tapi sayang ia tak dapat memahami sair – sair tersebut, dan kembali ke
Afrika.
Yusuf
ibn Tasfin merasakan bahwa daerah Spanyol lebih subur , nyaman dan
beradap ketimbang di Afrika yang tandus dengan gurun sahara yang tidak
menarik, maka timbul di hatinya untuk kembali ke Spanyol, tapi bukan
sebagai sekutu melainkan sebagai penakluk. Ia ingin merebutnya dari
kekuasaan al Mu’tamid yang dulu dibantunya ketika menghadapi pasukan
Alfonso VI. Pada bulan November 1090, ia memasuki kota Granada,
kemudian Seville, dan kota – kota utama lainnya.
Seluruh wilayah Spanyol muslim direbutnya kecuali kota Toledo dan
Saragosa yang diizin untuk ditempati orang Kristen dan Banu Hud. Raja Al
Mu’tamid ditangkap dan dibuang ke Maroko.Berakhirlah kekuasaan Bani
Abbadiyah di tangan yang semula sekutu kemudian berubah menjadi lawan.
Madzhab yang dianut oleh dinasti Murabithun adalah Maliki. Bahasa yang
dipakai adalah bahasa Arab dan bahasa Spanyol. Kemudian memilih kota
Seville menjadi ibu kota kedua setelah Maroko di Afrika Utara. Pada
tahun 1106 Yusuf ibn Tasfin meninggal dunia dalam usia 100 tahun dengan
mewarisi wilayah yang luas meliputi Afrika Utara (Maroko, Aljazair
sampai Senegal) , Spanyol , Leberia Selatan dan kepulauan Atlantik.
Kekuasaan Dinasti Murabithun kemudian diganti oleh anaknya yaitu Ali
ibn Yusuf wafat tahun 1143 dan penguasa yang terakhir yaitu Ishaq ibn
Tasyfin sampai 1147. Yang akhirnya dinasti ini takluk pada dinasti
Muwahhidin setelah ibu kota Marrakesh direbut oleh rivalnya dari suku
Barbar yang lain.
D. Al Muwahhidun 1147 – 1269
Sama halnya dengan dinasti Murabithun yang
memulai propagandanya dibidang keagamaan. Atau setidak – tidaknya
menjadikan agama sebagai dasar gerakan tersebut. Pelopor dan sekaligus
sebagai pendiri adalah Muhammad ibn Tumart yang lahir di Atlas tahun
1082 M.
Dia berasal dari suku Masmudah pegunungan Atlas Maroko. Dia merupakan
seorang pengelana yang haus ilmu pengetahuan. Dia belajar dari satu
tempat ke tempat lain, mulai dari Cordoba, Alexandaria, Mekkah dan
akhirnya di Bagdad.
Setelah
kembali dari perantauannya di Maroko, Ibn Tumart mulai mengadakan
propaganda pembaruan terhadap tradisi Islam yang dogmatis kepada
Pentauhidan yang murni dan tegas. Sebutan yang diberikan kepada
pengikutnya adalah al Muwahhidin yang berarti Penegak Keesaan Tuhan.
Dalam bidang teologi ia berpaham al Asy‘ariyah sedangkan
bidang tasauf ia memilih paham yang dikembangkan oleh imam al Ghazali
dan bidang Fiqh dia menganut madzhab Maliki . Ibn Tumart sangat keras
dan terkadang kasar dalam menanamkan moral dan kepercayaan agama, ia
pernah memukul saudara perempuan dari gubernur dinasti Murabithun di
kota Fez karena tidak mengenakan kerudung.
Gerakan Muwahhidin semakin
lama semakin banyak pengikutnya di Aghmat Ibn Tumart berhasil memikat
suku Berbers Atlas.Suku itu sebelumya sudah memeluk agama Islam tapi
sangat minim pengetahuan mereka terhadap Islam. Dari gerakan keagamaan
kemudian berubah menjadi gerakan politik, dan para pengikutnya
menyebutnya sebagai Imam Mahdi. Gerakan ini semakin sukses karena
dibantu oleh Abdul Muin, orang yang ahli dalam hal strategi dan militer.
Di kota Tin Malal (Tinmal ) mendirikan masjid sebagai pusat pengajaran
dan propagannya, dan di kota ini pada tahun 1121 M dijadikan sebagai ibu
kota pertama al Muwahhidin.
Setelah
Ibn Tumart meninggal dunia tahun 1130 gerakan ini dipimpin oleh Abdul
Mu’min yang kemudian menggunakan gelar khalifah bagi dirinya. Dia
berhasil menaklukan , mengusai kerajaan Hammiyah di Bejaya, Ziridiyah di Ifriqiyah, Teluk Sidra , dinasti Murabihtun
dan ibu kotanya Marrakesh ( Maroko ) Afrika Utara 1145 , Padang Pasir
Libya 1149. Pada tahun 1170 dia melakukan ekspansi ke Spanyol dan
berhasil menguasainya, maka berakhirlah dinasti Murabithun di Afrika Utara dan Spanyol. Kemudian dia menjadikan Sevillle sebagai ibu kota Dinasti Muwahhidin, tapi sang penguasa ini sering mondar mandir antara Marrakesh ( Maroko ) dan Seville di Spanyol.
Dinasti Muwahhidun
mencapai kemenangan gemilang atas Spanyol dalam pertempuran di Alarcos
tahun 1195 yang menandai puncak kekuatan politik. Tapi tak lama kemudian
ummat Islam mendapat serangan dari pasukan Kristen dalam peperangan di
Las Navas de Tolosa tahun 1212. Ini merupakan satu kekalahan dalam
sejarah ummat Islam di Spanyol dan sekaligus mengawali terjadinya
gerakan pemusnahan terhadap orang Islam.
Pada Dinasti Muwahhidun
lahir sejumlah tokoh – tokoh filsafat dan ilmu pengetahuan Muslim yang
sangat dihargai dikalangan Barat diantaranya : Ibn Tufayl wafat tahun
1185 karyanya antara lain Hayy ibn Yaqzhan , Ibn Rusyd ( Averoes ) wafat tahun 1198, karyanya antra lain :al Kulliyat fi al Thibb, Tahafut al Tahafut, Jami’, Matan Zubad , Ibn Zuhr ( Avenzoer ) wafat tahun 1162 karyanya at Taisir fi al Mudawah wal al Tadbir , Ibn Arabi wafat tahun 1240 karyanya antara lain Fushush al Hikam, Kimiyya al Sa’adah,Wahdah al wujud.
Pada
masa ini juga tumbuh ilmu arsitektur yang bercorak Musllim
Spanyol.Sejumlah peninggalan seni arsitektur antara lain Masjid Giralda
yang sekarang menjadi Kathedral Agung di Seville, Masjid Kutubiyyah di
Marakesh, Masjid Hasan di Rabat dan di Maroko dia membangun rumah sakit
yang merupakan bangunan yang tiada tandingannya pada zamannya.
E. Daulat Bani Ahmar 1232-1492 M
Kita
pasti mengenal salah satu bangunan monumental dengan histori yang cukup
panjang, yakni Istana Alhambra. Alhambra dalam bahasa Arabnya hamra’ bentuk jamak dari kata ahmar
yang berarti “merah”. Karena bangunannya banyak dihiasi dengan
ubin-ubin, bata-bata berwarna merah, serta penghias dinding yang agak
kemerah-merahan dengan keramik yang bernuansa seni Islami, disamping
marmer-marmer yang putih dan indah. Ada pula yang berpendapat bahwa
Alhambra dinamakan demikian karena diambil dari seorang pendirinya yakni
Al- Ahmar. Hingga saat ini bangunan bernilai tinggi akan seni
arsitektur ini memperlihatkan peradaban tinggi orang-orang Islam tempo
dulu. Istana ini berada di bukit La Sabica, masih tetap berdiri sebagai
bukti kejayaan Islam di Granada Spanyol.
Istana Alhambra didirikan oleh kerajaan Bani Ahmar
atau bangsa Moor (Moria) (bangsa yang berasal dari daerah Afrika
Utara), satu kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Andalusia sekarang
Spanyol.
Kerajaan
Daulat Bani Ahmar berkuasa antara 1232-1492 M, didirikan oleh Sultan
Muhammad bin Al-Ahmar atau Bani Nasr yang masih keturunan Sa’id bin
Ubaidah, seorang sahabat Rasulullah saw. yang berasal dari suku Khazraj
di Madinah. Bangunan Istana Alhambra dibangun kurang lebih tahun 1238
dan 1358 M oleh Sultan tersebut yang diteruskan oleh keturunan raja-raja
Bani Ahmar. Istana Alhambra tidak langsung didirikan, namun secara
bertahap.
Istana
ini dilengkapi dengan taman mirta semacam pohon myrtuscommunis dan juga
bunga-bunga yang indah harum semerbak, serta suasana yang nyaman.
Kemudian, ada juga Hausyus Sibb (Taman Singa),
taman
yang dikelilingi oleh 128 tiang yang terbuat dari marmer. Di taman ini
pula terdapat kolam air mancur yang dihiasi dengan dua belas patung
singa yang berbaris melingkar, yakni dari mulut patung singa-singa
tersebut keluar air yang memancar. Di dalamnya terdapat berbagai ruangan
yang indah, yaitu, Ruangan Al-Hukmi (Baitul Hukmi), yakni ruangan pengadilan dengan luas 15 m x 15 m, yang dibangun oleh Sultan Yusuf I (1334-1354); Ruangan Bani Siraj (Baitul Bani Siraj),
ruangan berbentuk bujur sangkar dengan luas bangunan 6,25 m x 6,25 m
yang dipenuhi dengan hiasan-hisan kaligrafi Arab; Ruangan Bersiram (Hausy ar-Raihan),
ruangan yang berukuran 36,6 m x 6,25 m yang terdapat pula al-birkah
atau kolam pada posisi tengah yang lantainya terbuat dari marmer putih.
Luas kolam ini 33,50 m x 4,40 m dengan kedalaman 1,5 m, yang di ujungnya
terdapat teras serta deretan tiang dari marmer; Ruangan Dua Perempuan
Bersaudra (Baitul al-Ukhtain), yaitu ruang yang khusus untuk dua orang bersaudara perempuan Sultan Al-Ahmar; Ruangan Sultan (Baitul al-Mulk); dan masih banyak ruangan-ruangan lainnya seperti ruangan Duta, ruangan As-Safa’,
ruangan Barkah, Ruangan Peristirahatan sultan dan permaisuri di sebelah
utara ruangan ini ada sebuah masjid yakni Masjid Al-Mulk.
Selain
itu, istana merah ini dikelilingi oleh benteng dengan plesteran yang
kemerah-merahan. Yang lebih unik lagi pada bagian luar dan dalam istana
ini ditopang oleh pilar-pilar panjang sebagai penyangga juga penghias
istana Alhambra. Kemudian, dinding istana itu baik di luar atau pun
dalam istana banyak dihiasi dengan kaligrafi-kaligrafi Arab dengan
ukiran yang khas yang sulit dicari tandingannya.
Semula
kerajaan ini hanya kerajaan kecil saja namun dengan cepatnya kerajaan
ini menjadi kerajaan kuat dan megah hingga dua setengah abad lebih
berkuasa. Kekuatan ini bukan saja dari kematangan pola pikir para
pemimpinnya, tetapi keadaan alam pun ikut mendukung kejayaannya. Wilayah
Granada termasuk daerah sebuah bukit atau pegunungan yang indah dengan
ketinggian kurang lebih 150 m, dengan luas kira-kira 14 ha, satu daerah
yang sukar dimasuki oleh musuh namun mudah dipertahankan, sekarang Bukit
La Sabica. Pada masa kejayaannya istana Alhambra ini dilengkapi dengan
barang-barang berharga seperti barang yang terbuat dari logam mulia,
perak, dan permadani-permadani indah yang masih alami buatan tangan
manusia.
Raja-raja
Bani Ahmar sangat memperhatikan akan kemakmuran rakyat sehingga pada
saat itu bidang pertanian, dan roda perniagaan sangat maju. Selama 260
tahun kerajaan raja-raja Bani Ahmar berkuasa, namun timbul di antara
mereka perselisihan juga sengketa. Inilah yang menyebabkan lemahnya
kerajaan Bani Ahmar. Bagaimanapun gigihnya usaha Sultan Muhammad XII Abu
Abdillah an Nashriyyah raja terakhir Bani Ahmar untuk menyelamatkan
kerajaannya, akhirnya runtuh juga oleh dua buah kerajaan Kristen yang
bersatu dari utara. Maksud dari dua buah kerajaan ini adalah karena
perkawinan Karel/Ferdinand V (L. 1452-W. 1516) dari Aragon menikah
dengan saudari Henry IV yaitu Ratu Isabella (L. 1451-W. 1504) dari
Castille dan Leon. Keduanya menikah tahun 1469. Raja Ferdinand V dan
Ratu Isabella ini, keduanya yang mendukung dan membantu rencana
penjelajahan Columbus di tahun 1492.
Pada
pertengahan 1491 M, Raja Ferdinand V telah mengepung Granada selama
tujuh bulan, Ferdinand V berkemah di Gumada di sebelah selatan kota.
Sebelumnya Ferdinand V telah menguasai kota-kota lain seperti Malaga
pelabuhan terkuat di Andalusia, kemudian Guadix dan Almunicar,
Baranicar, dan Almeria. Yang terakhir adalah Granada yang diserahkan
oleh raja terkahir Bani Ahmar Abu Abdillah. Penyerahan Granada ini
diserahkan di halaman Istana Alhambra.
Demikianlah
Granada takluk dan menyerah yang diduduki oleh pengikut-pengikut Raja
Ferdinand V dan Ratu Isabella pada tanggal 2 Januari 1492 M/ 2 Rabiul
Awwal 898 H. Karena kegigihan dan perjuangan Raja Ferdinand V dan Ratu
Isabella, Paus Alexander VI (L. 1431-W. 1503) yang terkenal dengan
perjanjian Tordesillasnya pada tahun 1494 ia memberi gelar raja dan ratu
ini sebagai “Catholic Monarch” atau “Los Reyes Catolicos” atau Raja Katolik.
Dengan
kemenangan umat Kristen inilah orang-orang Islam dipaksa keluar dari
tanah Spanyol, untuk yang mau menetap harus berpindah agama atau dibunuh
kalau tidak mau keluar dan menjadi Katolik. Selain dari itu,
orang-orang Yahudi pun ikut terusir dari tanah ini. Padahal, saat
kekuasaan Islam sedang berjaya mereka mendapat tempat, kehormatan, dan
pekerjaan yang layak oleh orang-orang Muslim Spanyol.
Yang
sangat menyedihkan perpustakan-perpustakaan Islam ikut dibakar dan
dihancurkan. Karya tulis yang sampai kepada kita hanyalah bagian
terkecil dari karya-karya pemikir Islam di zamannya hingga sekarang
sulit dicari tandingannya, yang sebagian besarnya dihancurkan dan
dibakar. Alhambra yang megah pun dengan benteng yang berwarna
kemerah-merahan kian tak terawat, kusam, dan tak terlihat wajah aslinya,
dan dijadikan Istana Kristen. Kemudian, Masjid Kordoba yang megah
didirikan oleh Sultan Abu Yusuf Al-Muwahhid pada tahun 785 M yang
diperbesar pada tahun 848, 961, 1187 M., dialih-fungsikan menjadi Gereja
Santa Maria de la Sede.
Hampir
delapan abad lamanya Islam berkuasa di Spanyol, dari Kordoba hingga
Granada adalah bukti nyata sebagai kejayaan Islam tempo dulu serta
peradaban tinggi di tanah Andalusia. Salah satu bukti adalah Istana
Alhambra ini, satu bangunan yang telah berdiri hingga sekarang yang
hampir delapan abad pula usianya masih tetap kokoh walaupun sebagian
kecil ada yang sudah lenyap. Kemasyuran istana ini kerena daya pesona
serta keindahan arsitekturnya yang sungguh luar biasa.
Berikut
ini nama – nama penguasa Bani Ahmar di Spanyol: Muhammad I Al-Ghalib
disebut juga Ibn Ahmar 1230 – 1272, Muhammad II Al-Faqih 1272-1302,
Muhammad III Al-Makhlu’ 1302-1308, Nashr 1308-1313, Ismail I 1313-1325,
Muhammad IV 1325-1333, Yusuf I 1333-1354, Muhammad V Al-Ghani ke 1
1354-1359, Ismail II 1359-1360, Muhammad VI 1360-1362, Muhammad V
Al-Ghani ke 2 1362-1391, Yusuf II 1391-1395, Muhammad VII Al-Musta’in
1395-1407, Yusuf III 1407, Muhammad VIII Al-Mutamassik ke 1 1407-1419,
Muhammad IX Al-Shagir ke 1 1419-1427, Muhammad VIII Al-Mutamassik ke 2
1427-1430, Muhammad IX Al-Shagir ke 2 1430-1432, Yusuf IV 1432,
Muhammad IX Al-Shagir ke 3 1432-1445, Muhammad X Al-Ahnaf ke 1 1445,
Yusuf V ke 1 1445, Muhammad X Al-Ahnaf ke 2 1446 – 1447, Muhammad IX
Al-Shagir ke 4 1447-1451, Muhammad XI 1451-1453, Sa’ad Al- Musta’in ke 1
1453-1462, Yusuf V ke 2 1462, Sa’ad Al- Musta’in ke 2 1462-1464, ‘Ali
ke 1 1464 – 1482, Muhammad XI ke 2 1482-1483, ‘Ali ke 2 1483-1485,
Muhammad XII 1485-1492, Muhammad XI ke 2 1492.Tapi
raja Muhammad XI ini tidak terkenal dalam pemerintahannya yang ke 2
sebagai raja Bani Ahmar yang terakhir karena memerintah selama beberapa
bulan saja, sebelum akhirnya di taklukan oleh pengikut-pengikut Raja
Ferdinand V dan Ratu Isabella pada tanggal 2 Januari 1492. Berakhirlah
masa kekuasaan Islam di Spanyol.
F. Penutup
Dari Pembahasan di atas kita dapat mengambil suatu kesimpulan :
1. Ummat
Islam pada masa itu terlalu tersobsesi oleh konsep ummatan wahidah,
sehingga pemerintah / kekuasaan hanya ada satu yang berkuasaa di bumi
ini, padahal mereka tidak mampu untuk mengontrol, mengatur dan menjaga
kekuaasaan yang begitu luas.
2. Kerajaan
/ Pemerintahan Islam dengan Kerajaan Islam lainya tidak bersatu satu
dengan yang lain, mereka saling serang dan mencaplok negara Islam yang
lain, untuk memperluas wilayah, sehingga ketika orang Kristen menyerang
kerajaan Islam tersebut mereka tidak siap mengahadapinya.
3. Gerakan Politik yang timbul awalnya adalah gerakan keagamaan, lalu berkembang menjadi gerakan politik.
4. Pada
masa Muwahhidun terdapat tokoh – tokoh Islam yang terkenal dan
memberikan sumbangan yang besar bagi majunya ilmu pengetahun seperti :
Ibn Tufayl, Ibn Rusd, Ibn Arbi dll
5. Ketika
Islam berkuasa di Spanyol semua di hargai dan tidak ada pemaksaan dalam
beragama, tapi setelah Islam kalah dan Kristen yang berkuasa maka semua
harus menganut agama yang sama atau keluar dari Spanyol.
6. Peninggalan
atau bangunan yang indah mena’jubkan dihancurkan, buku – buku dibakar
suatu sikap negatif yang berlebihan dan tidak ada penghargaan terhadap
peradapan.
7. Kehancuran dinasti Islam disebabkan 2 faktor:
· Internal : Perebutan kekuasaan dan pengaruh dikalangan istana.
· Ekternal : Adanya serangan dari pihak luar baik dari kerajaan Islam atau dari pihak Kristen.
0 Saran Dan Kritik:
Posting Komentar