Masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin berakhir dengan terbunuhnya Ali bin Abi Thalib. Kelompok pendukung Ali mengangkat Hasan bin Ali untuk menjadi khalifah. Kelompok pendukung Mu’awiyah mengangkat Mu’awiyah bin Abu Sufyan.
Sebagai khalifah Hasan menyerahkan kekuasaan kepada Mu’awiyah sehingga kekhalifahan dipegang oleh Bani Umayyah dengan nantinya setelah Mu’awiyah meninggal, pemerintahan akan dikembalikan kepada umat islam. Akan tetapi, perjanjian ini tidak pernah diwujudkan dan dengan diangkatnya Mu’awiyah sebagai khalifah, berdirilah Kerajaan Bani Umayyah. Pendiri Kerajaan Umayyah adalah Mu’awiyah bin abu Sufyan.
Nama Umayyah merupakan nama kakek kedua dari Mu’awiyah yang bernama Umayyah bin Abdus Syam. Pergantian kepemimpinan Kerajaan Umayyah berdasarkan keturunan. Hal ini berbeda dengan zaman Khulafaur Rasyidin yang dipilih langsung rakyat.
Para Khalifah pada masa Bani Umayyah, antara lain:
- Mu’awiyah bin Abu Sufyan (661-680 M)
- Yazid bin Muawiyah (680-683 M)
- Muawiyah bin Yazid (683-684 M)
- Marwan bin Hakam (684-685 M)
- Abdul Malik bin Marwan (685-705 M)
- Walid bin Abdul Malik (705-715 M)
- Sulaiman bin Abdul Malik (715 -717 M)
- Umar bin Abdul Azis (717-720 M)
- Yazid bin Walid bin Abdul Malik (744 M)
- Hisyam bin Abdul Malik (724-743 M)
Perjalanan Kerajaan Umaiyyah
Daulah Umayyah memegang tampuk kekhalifahan selama dua periode, di
Suriah hampir satu abad, yaitu sejak 30-132 H atau 660-750 M dan di
Spanyol selama 275 tahun, yaitu 756-1031 M. Perluasan wilayah kekuasaan
Islam pada masa Daulah Umayyah telah memasuki benua Eropa bahkan telah
mencapai wilayah Byzantium.
Pada masa pemerintahan Mu’awiyah dilakukan berbagai perubahan dalam
pemerintahan. Mengingat berbagai pengamalannya yang pernah menjadi
Gubernur di Syam, Mu’awiyah melakukan perubahan pemerintahan, yaitu
membentuk jawatan perhubungan (jawatan pos) dan jawatan pendaftaran.
Mu’awiyah menduduki jabatan sebagai Khalifah selama hampir 20 tahun.
Sepeninggal Mu’awiyah, pemerintahan dipegang oleh Yazid bin
Mu’awiyah. Pada masa pemerintahannya, prinsip musyawarah yang telah
dicanangkan oleh Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin mulai bergeser ke
bentuk monarki absolut.
Artinya, pemimpin merupakan raja yang diangkat secara turun-temurun.
Akan tetapi, raja-rajanya masih menggunakan gelar khalifah. pemerintahan
Yazid diwarnai oleh berbagai pergolakan politik. Hal ini semakin
memuncak setelah terbunuhnya cucu Rasulullah SAW, yaitu Husain bin Ali.
Setelah Yazid wafat, pemerintahan digantikan oleh Mu’awiyah II.
Namun, Mu’awiyah II tidak sanggup memerintah dan menyerahkan
kepemimpinannya kepada Marwan bin Hakam. Akan tetapi, Marwan hanya
memerintah selama 9 bulan dan mengundurkan diri karena tidak bisa
menghadapi pergolakan politik yang terjadi, sampai akhirnya suasana
kerajaan bisa dipulihkan setelah Abdul Malik bin Marwan menjadi
khalifah.
Masa kejayaan Bani Umayyah
Masa kejayaan Bani Umayyah dimulai ketika Abdul Malik bin Marwan
memerintah 66-86 H Atau 685-705 M. Berbagai kemajuan dilakukan Abdul
Malik , diantaranya:
a. Menetapkan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi.b. Mendirikan Balai kesehatan untuk rakyat.
c. Mendirikan Masjid di Damaskus.
Kejayaan Kerajaan Umayyah semakin menonjol setelah diperintahkan
Al-Walid bin Abdul Malik, yaitu tahun 86-96 H atau 705-715 M. Pada
masanya, kerajaan Umayyah mampu memperluas wilayah kekuasaan Islam
sampai ke India, Afrika Utara, hingga Maroko, dan Andalusia.
Pada masa kejayaan Bani Umayyah perluasan wilayah Islam meliputi berikut
a. Wilayah kekuasaan Kerajaan Romawi di Asia Kecil meliputi Ibukota Konstantinopel serta perluasan ke beberapa pulau di Laut Tengah.b. Wilayah Afrika Utara sampai ke pantai Atlantik dan menyeberangi selat Jabal tarik (Selat Gibraltar).
c. Wilayah Timur, Bagian Utara di seberang sungai Jihun (Amru Daria).
Ketika kekuasaan Islam berada di tangan kerajaan Bani Umayyah, seni
bangunan, misalnya bangunan Qubatus Sarkah di Yerussalem dan bangunan
Masjid Nabawiyah di Madinah dapat mencapai ketinggian melampaui batas
seni bangun Gothik di Eropa. Sementara itu, perkembangan ilmu
pengetahuan pun tidak ketinggalan. Misalnya, bidang–bidang kedokteran,
filsafat, kimia, astronomi, dan ilmu ukur berkembang dengan sangat
pesat.
Keruntuhan Kerajaan Bani Umaiyyah
Masa kejayaan Bani Umayyah mulai menurun. Ada beberapa kelemahan yang menjadi suramnya kekuasaan Bani Umayyah, di antaranya:
a. Mulai hilangnya persatuan Islam yang dibina sejak zaman Rasulullah.b. Orang mulai mementingkan dunia dan mengabaikan urusan agama
c. Menghilangnya demokrasi Islam dan mulainya penggunaan Monarki absolut
d. Adanya pemberontakan dari Kaum Hawarij, Syiah dan Bani Abbas.
Khalifah terakhir dari Bani Umayyah bernama Marwan bin Muhammad. Ia
tidak mampu lagi menghadapi gerakan perlawanan dari Bani Abbas. Pada 5
Agustus 750 M, Marwan bin Muhammad terbunuh oleh Shalih Bin Ali.
Penyebaran Islam pada kekhalifahan Bani Umayyah meliputi wilayah Asia
Kecil, yaitu kerajaan Romawi (Konstantinopel), Asia Utara sampai ke
wilayah Spanyol, dan Selat Jabal Tarik, hingga mencapai Asia Tengah
sampai perbatasan Tiongkok (China).
Hal penting yang dicapai pada masa Bani Umayyah
a. Menetapkan Bahasa Arab sebagai Bahasa resmi;b. Mendirikan masjid Agung di Damaskus;
c. Membuat mata uang bertuliskan kalimat syahadat;
d. Mendirikan rumah sakit di berbagai wilayah;
e. Menyempurnakan peraturan pemerintah;
f. Melakukan pembukuan Hadits Nabi
Kerkembangan Seni Kebudayaan Pada masa Daulah Bani Umaiyyah
Pada masa Daulah Bani Umayyah perkembangan kebudayaan mengalami
kemajuan dan juga bidang seni, terutama seni bahasa, seni suara, seni
rupa, dan seni bangunan (Arsitektur).
1. Seni Bahasa
Kemajuan seni bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan
bahasa. Sedangkan kemajuan bahasa mengikuti kemajuan bangsa. Pada masa
Daulah Bani Umayyah kaum muslimin sudah mencapai kemajuan dalam berbagai
bidang, yaitu bidang politik, ekonomi, sosial, dan ilmu pengetahuan.
Dengan sendirinya kosakata bahasa menjadi bertambah dengan kata-kata dan
istilah –istilah baru yang tidak terdapat pada zaman sebelumnya.
Kota Basrah dan Kufah pada zaman itu merupakan pusat perkembangan
ilmu dan sastra (adab). Di kedua kota itu orang-orang Arab muslim
bertukar pikiran dalam diskusi-diskusi ilmiah dengan orang-orang dari
bangsa yang telah mengalami kemajuan terlebih dahulu. Di kota itu pula
banyak kaum muslimin yang aktif menyusun dan menuangkan karya mereka
dalam berbagai bidang ilmu. Maka dengan demikian berkembanglah ilmu tata
bahasa (Ilmu Nahwu dan sharaf) dan Ilmu Balaghah, serta banyak pula
lahir-lahir penyair-penyair terkenal.
2. Seni Rupa
Seni rupa yang berkembang pada zaman Daulah Bani Umayyah hanyalah
seni ukir, seni pahat, sama halnya dengan zaman permulaan, seni ukir
yang berkembang pesat pada zaman itu ialah penggunaan khat arab
(kaligrafi) sebagai motif ukiran.
Yang terkenal dan maju ialah seni ukir di dinding tembok. Banyak
Al-Qur’an, Hadits Nabi dan rangkuman syair yang di pahat dan diukir pada
tembok dinding bangunan masjid, istana dan gedung-gedung.
3. Seni Suara
Perkembangan seni suara pada zaman pemerintahan Daulat Bani Umayyah
yang terpenting ialah Qira’atul Qur’an, Qasidah, Musik dan lagu-lagu
lainnya yang bertema cinta kasih.
4. Seni Bangunan (Arsitektur)
Seni bangunan atau Arsitektur pada masa pemerintahan Daulah Bani
Umayyah pada umumnya masih berpusat pada seni bangunan sipil, seperti
bangunan kota Damaskus, kota Kairuwan, kota Al- Zahra. Adapun seni
bangunan agama antara lain bangunan Masjid Damaskus dan Masjid Kairuwan,
begitu juga seni bangunan yang terdapat pada benteng- benteng
pertahanan masa itu.
Adapun kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, berkembangnya
dilakukan dengan jalan memberikan dorongan atau motivasi dari para
khalifah. Para khalifah selaku memberikan hadiah-hadiah cukup besar bagi
para ulama, ilmuwan serta para seniman yang berprestasi dalam bidang
ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan untuk kepentingan ilmu pengetahuan
di sediakan anggaran oleh negara, itulah sebabnya ilmu pengetahuan
berkembang dengan pesatnya.
Pusat penyebaran ilmu pengetahuan pada masa itu terdapat di
masjid-masjid. Di masjid-masjid itulah terdapat kelompok belajar dengan
masing-masing gurunya yang mengajar ilmu pengetahuan agama dan umum ilmu
pengetahuan agama yang berkembang pada saat itu antara lain ialah, ilmu
Qira’at, Tafsir, Hadits Fiqih, Nahwu, Balaqhah dan lain-lain. Ilmu
tafsir pada masa itu belum mengalami perkembangan pesat sebagaimana yang
terjadi pada masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah. Tafsir berkembang
dari lisan ke lisan sampai akhirnya tertulis. Ahli tafsir yang pertama
pada masa itu ialah Ibnu Abbas, salah seorang sahabat Nabi yang
sekaligus juga paman Nabi yang terkenal.
Untuk perkembangan ilmu Hadits sendiri terjadi setelah ditemukan
banyak penyimpangan dan penyelewengan dalam meriwayatkan hadits atau
setelah diketahui banyaknya hadits-hadits palsu yang dibuat oleh
kelompok tertentu untuk kepentingan politik.
Karena itulah dirasakan adanya keperluan untuk menyusun buku hadits.
Di antara para ahli Hadits (Muhaddits) yang terkenal masa Bani Umayyah ialah
Muhammad bin Syihab A-Zuhri, beliau pula yang mula-mula menyusun ilmu
hadits dan mula-mula membukukan perkataan, perbuatan, ketepatan ataupun
sifat-sifat Nabi SAW yang disebut dengan hadits itu.
0 Saran Dan Kritik:
Posting Komentar