Pengamat Politik:Jokowi Sebaiknya Pindahkan Lurah Susan Ke Pluit
(http://harianislam.blogspot.com)Dalam
acara Debat di TV One, bicara soal tuntutan warga Lenteng Agung yang
mendesak agar Lurah Susan dipindahkan, pengamat poilitik yang juga Calon
Legislatif Caleg DPR RI Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng V,
Mustofa B Nahrawardaya menegaskan, pluralisme tidak boleh dipaksakan.
Sebaiknya Lurah Susan itu dipindahkan saja ke Pluit. \
Seperti diketahui, Pluit adalah tempat tinggalnya Ahok
yang banyak dihuni masyarakat Tionghoa yang non muslim. Karena itu tidak
boleh ada pemaksaan pluralisme dengan menempatkan lurah non muslim ke
wilayah yang penghuninya mayoritas muslim seperti di wilayah Lenteng
Agung.
Dikatakan Mustofa yang juga tokoh muda Muhammadiyah, hal
serupa pernah terjadi di Bulukumba, dua lurahnya didemo warga setemp.
Sebaiknya jangan terlalu dibesar-besarkan, kalau tidak cocok sebaiknya
diganti saja, keluarkan SK nya. “System lelang lurah itu tidak masalah.
Bagi Jokowi mudah saja untuk mencari penggantinya, dan memindahkan Lurah
Susan ke wilayah lain.”
Sangat aneh, jika PDIP yang kantornya di sekitar Lenteng
Agung, justru malah membela Jokowi-Ahok. “Ini kan jadi blunder. PDIP
sebaiknya membantu warga Lenteng, bukan Jokowi-Ahok. Jika warga Lenteng
merasa tidak cocok dengan lurahnya, apa susahnya menggantinya. Ibarat
mur yang tidak cocok dengan bautnya. Sebaiknya Lurah Susan itu
dipindahkan saja ke Pluit. Kan gampang saja. Kalau orang Pluit juga
menolak, berarti yang masalah lurahnya. Saya kita jangan ada pemaksaan,
ini namanya intoleran. Pluralisme tidak boleh dipaksakan. Ini berbahaya.
Sementara itu tokoh Budayawan Betawi, kali ini tidak
membela masyarakat Betawi Lenteng Agung. “Tidak bisa, setiap kali ada
warga atau rakyat yang demo, lurah atau presidennya harus mundur. Kita
damai-damai saja. Nama LA saat ini mencuat. Dulu, LA-Depok adalah
wilayah perkebunan. Di wilayah ini ada gereja dan kelenteng. Itu artinya
LA hingga Depok, masyarakatnya majemuk, terlebih saat ini. Tidak
relevan, jika mempermasalahkan lurah yang non muslim seperti yang
dituntut warga LA.”
Sedangkan tokoh masyarakat LA, H. Naseri Nasrullah
kembali menegaskan, pihak tetap mengevaluasi kebijakan Jokowi tentang
penempatan Lurah Susan di wilayah Lenteng Agung. “Kami warga LA tidak
cocok, kalau perempuan no problem, bahkan sebelumnya Lurah LA juga
perempun . Kami hanya ingin Jokowi-Ahok mempertimbangkan peta wilayah
dan karakter masyarakat setempat. Tidak bisa menepatkan Lurah LA
semaunya,” ujar Naseri.
0 Saran Dan Kritik:
Posting Komentar