Islam Agamaku - Karirnya sangat menonjol, apalagi ia
telah berhasil memurtadkan ribuan orang-orang pedalaman Sudan. Atas jasanya ini
ia dianugerahi jabatan sebagai pendeta Koptik dengan gelar sarjana theologi dan
master universitas princenton.
Tak berhenti disini saja, lelaki
alexandria ini mendapat beasiswa meneruskan theosofi misionaris di sekolah Misi Amerika Serikat
hingga memperoleh sertifikat dan gelar diploma dari Assiut University. Padahal
untuk bergabung di institusi ini tidaklah mudah, karena harus mendapat
rekomendasi khusus atas kelebihannya dari gereja dan harus melewati serangkaian
tes yang tidak mudah.
Karena prestasi dan kecerdasannya,
akhirnya Philobus mendapatkan rekomendasi dari gereja AL- Attareen Alexandria dan Gereja Assembly
of Lower Egypt, tujuannya kelak agar mampu mengembangkan misionaris-misionaris
penerus di Mesir khususnya dan Afrika
pada umumnya.
Diinstitusi ini ia juga mendapatkan
pelajaran tentang islam, namun bukan untuk dikaji dan diamalkan, melainkan
untuk mencari kelemahannya untuk referensi sebagai seorang misionaris.
“Saat pertama kali aku belajar islam di
Fakultas Theologi, saya juga mendapat pembelajaran tata cara ibadah islam, dan
itu harus dikuasai sebagai syarat untuk kenaikan semester. Tujuannya tidak lain
agar siswa mampu mengguncang imam seorang muslim dan menumbuhkan keraguan dalam
pemahaman mereka terhadap keyakinannya.”
Pasca kelulusan dengan predikat MA, ia
langsung menjadi dosen fakultas theologi assiut islam di Pricenton Amerika
untuk mengajarkan agama islam di fakultas sesuai dengan pemahamansalah yang
disebarkan oleh misionari dan para penentangnya. Saat inilah ia semakin
meluaskan studi islam dan tidak hanya sekedar membaca buku-buku misionaris.
“Karena ingin mendalami, pada waktu itu
saya ingin mengetahui lebih jauh tentang Al-Qur’an dengan artinya dari sudut
pandang lain dan baca literatur yang ditulis para pengarang muslim. Kenapa
demikian, karena terdorong kecintaanku pada misionaris serta untuk menambah
lebih banyak referensi untuk menyerang islam.”
Tapi apa yang terjadi ketika ia mulai
mengerti isi kandungan Al-Qur’an, perlahan-lahan hati nuraninya mulai bertanya,
“ Kenapa kok semua jadi begini? Tidak, ini tidak mungkin terjadi. Tapi hati
saya tidak berbohong saat itu. Saya makin terguncang dan merasakan pergolakan
kuat. Jujur saya tidak menemukan kesalahan sedikitpun dari kitab yang selama
ini kuhujat dan kucari kelemahannya. Semuanya berbeda dengan apa yang selama
ini saya khotbahkan. Hati saya berontak sehingga saya tidak berani mengahadapi
diri saya sendiri.”
Ketika ia dikirim ke Aswan sebagai
sekjen misionaris Philobus sebagai wakil pada konferensi misionaris di Hotel
Catract. Saat ia diberikan kesempatan bicara, tanpa sadar telah mengucapkan
ungkapan yang membuat gempar di dalam forum.
“ saya tidak bisa membohongi nuraniku,
terlalu banyak yang aku ucapkan hari itu tentang konsepsi salah menentang islam
berulang-ulang, hingga diakhir pidato saya beranikan bicara, mengapa saya harus
melakukan semua itu ketika saya tahu pasti saya berbohong, karena itu semua
bukan kebenaran. Akhirnya saya meninggalkan konferensi sebelum selesai dan
pulang sendirian.”
Di kemudian hari ketika mendengar surat
Al-jin ayat 1 tiba-tiba hatinya bergetar. Karena penasaran kemudian bergegas
membuka terjemahan. Terkejutlah sang misionaris yang telah malang melintang ini
mengetahui isinya.
“ Keringatku bercucuran tidak bisa
berkata apa-apa lagi, mulut ini sulit ku buka dan bibir ini terasa gemetar
terus saat kubaca “ Katakanlah (hai
Muhammad):”telah diwahyukan kepadamu bahwasannya :telah mendengarkan sekumpulan
jin (akan Al-Quran), lalu mereka berkata : sesungguhnya kami telah mendengarkan
Al-Quran yang menakjubkan.” Bayangkan, bangsa jin saja tunduk, kenapa saya
lebih tinggi dari derajatnya justru ingkar. Malam itu juga saya habiskan waktu
untuk baca lagi lebih banyak Al-Quran terjemahan. Dari situlah saya semakin
banyak menemukan kebenaran hakiki Al-Quran, jauh dari apa yang selama ini saya
pelajari tentang kelemahan Islam dan Injil.
Setelah membaca Surat Al-A’raaf ayat
157-158 (yaitu orang-orang yang mengikuti rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil...Yaitu Alloh yang mempunyai
kerajaan di langit dan di bumi, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Dia, yang menghidupkan dan mematikan...) dan akhirnya saya putuskan untuk masuk
islam.
Berbagai ujian, rintangan dan resiko
yang mengancam jiwa dan keluarga ia hadapi dengan kesabaran dan keistiqomahan,
termasuk juga harus kehilangan semua fasilitas nan mewah dari gereja yang
selama ini pernah membesarkannya.
Tanpa menunggu waktu
lama, lelaki yang telah berganti nama menjadi Khalil Philobu ini segera
mengajak istri dan ketiga anaknya untuk masuk islam. Dan keluarga misionaris itupun
menjadi keluarga muslim mualaf dengan cita-cita mengajak kembali orang yang dia
murtadkan untuk bersyahadat.
0 Saran Dan Kritik:
Posting Komentar