harianislam.blogspot.com kali ini akan membahas mengenai fakta ilmiah hadis larangan meniup makanan dan minuman.
Bukhori pernah meriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa, Rasulullah
Muhammad SAW pernah bersabda kepada umat muslim:
“Apabila kalian sedang minum maka
jangan bernapas di dalam gelas dan saat membuang hajat maka jangan sentuh kemaluan
dengan tanan kanan.”
Kita dapat memaknai hadi tersebut bahwa tidak diperbolehkan meniup atau
bernafas di dalam gelas. Saat ini, banyak sekali kita yang meniup makanan dan
minuman panas. Hal ini wajar mengingat apa yang kita masukkan ke dalam mulut
kita sangat panas dan mungkin saja kita tidak bersabar untuk segera
mengonsumsinya.
Namun kebiasaan ini justru dilarang oleh Nabi Muhammad Saw. Lalu, apa
alasannya? Tentu, Rasulullah tidak memberikan alasan secara rinci, tetapi
beliau melarang kita, berarti itu menjadi bagian dari sunah jika kita jalani.
Perlu anda ketahui, bahwa di dalam hadis larangan meniup makanan dan
minuman panas yang sudah menjadi kebiasaan kita sehari-hari ternyata bukan
hanya tidak dibenarkan oleh Rasul, tetapi juga tidak disarankan oleh ilmu
kesehatan modern yang sudah melalui kajian penelitian sains atau ilmu
pengetahuan.
Fakta tentang larangan meniup makanan minuman
Subbahanallah, kebiasaan ini tidak dibenarkan oleh Nabi sekitar 14 abad yang
lalu atau sekitar tahun 550 an masehi. Ternyata, ada hikmahnya dibalik larangan
tersebut, dalam ilmu pengetahuan yang baru diteliti di era modern saat ini.
1. Bahaya asam karbonat
Fakta ilmiah pertama, dalam ilmu kimia bertemunya H2O (air dalam gelas)
dengan karbondioksia atau CO2 (udara yang kita tiupkan melalui mulut) akan
menghasilkan asam karbonat atau H2CO3. Jika senyawa kimia ini masuk ke dalam perut kita bisa
menyebabkan penyakit jantung.
2. Partikel berbahaya
Dalam mulut kita terdapat partikel berbahaya. Apakah partikel itu?
Sisa-sisa makanan dalam mulut akan membusuk sehingga menyebabkan partikel kecil
yang bercampur dengan air liur maupun udara yg kita tiupkan. Partikel ini
apabila ditiupkan dalam air panas yang akan kita minum, maka akan menempel dan
sangat tidak baik jika kita minum lagi.
3. Mikro organisme
Mulut kita terdapat berbagai mikro organisme tak kasat mata yang
bersifat mutualisme (baik) dan juga ada yang patologi (buruk). Maka, makhluk
kecil tak kasat mata dalam mulut akan menempel pada makanan panas apabila kita
tiup dan kemudian masuk ke dalam perut. Bukankah ini berbahaya?
Demikian fakta ilmiah mengenai larangan meniup air minuman atau makanan
panas dalam Islam yang sering kita lakukan sehari-hari. Jika kita gosok gigi
sampai bersih lalu kumur-kumur pakai obat kumur bagaimana? Jawabannya tetap
saja, sebaiknya ikuti hadis dari Rasulullah yang jelas-jelas sangat baik jika
kita mengikutinya. Kebiasaan tidak meniup makanan panas menjadi bagian dari
sunah nabi, jika kita jalani akan mendapatkan pahala dan menyehatkan tubuh.
Subhanallah, indahnya islam.
0 Saran Dan Kritik:
Posting Komentar